Sabtu, 29 Januari 2011

MaCaM-MaCaM StRes

Stress, I’m in love“Siapa sih yang nggak pernah stres di dunia ini dan siapa sih yang nggak pernah merasakan jatuh cinta di dunia ini?” Saya sependapat dengan anda, pasti anda pernah merasakan apa itu rasanya stres dan apa itu rasanya jatuh cinta. Hanya saja apa hubungan antara dua hal tersebut yang mungkin dapat kita ambil manfaatnya. Banyak sekali artikel, buku, website, majalah, penelitian, teori atau apa sajalah yang membahas mengenai arti dan penjelasan stres sama banyaknya dengan pembahasan mengenai apa itu jatuh cinta. Menurut anda mana yang menyebabkan yang mana? atau mana yang disebabkan yang mana? Atau bagaimana?
Sebenarnya pada saat anda jatuh cinta, pada saat itulah anda mengalami stres. Oke, mungkin anda sedikit bingung dengan pendapat ataupun pernyataan yang saya tulis di atas. Sebelum saya menjelaskan hubungan dan arti dari pernyataan saya di atas, sebaiknya kita sama – sama mengenal apa itu stres dan apa itu cinta.

Apa itu Stres?
Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut
Jatuh cinta itu merupakan stressor bagi kita, baik yang berasal dari dalam dan berasal dari luar tubuh kita. intinya pada saat kita jatuh cinta, kita mengalami stres. Hanya saja stres yang timbul pada setiap pribadi berbeda, jatuh cinta dapat menjadi eustres (stres positif) atau distres (stres negatif).

Contoh stres positif:
Pada saat kita jatuh cinta kita merasa lebih percaya diri, tertantang atau termotivasi dan membuat diri kita merasa nyaman, performa diri yang meningkat, sistem kekebalan meningkat, menjadi kuat.
Atau stres negatif Pada saat kita jatuh cinta kita merasa takut, lemah, tidak percaya diri, rendah diri, kualitas diri yang berkurang, terkadang merasa cemas yang amat sangat, bahkan dapat menimbulkan frustasi yang berkepanjangan.
Apa itu jatuh cinta?
Para ilmuwan Italia melakukan penelitian terhadap 12 pria dan 12 wanita yang jatuh cinta dalam 6 bulan terakhir.
Mereka menemukan, para pria ini memiliki kadar hormon testosteron lebih rendah ketimbang normal, sementara wanita memiliki kadar hormon lebih tinggi ketimbang biasanya.
“Dalam keadaan jatuh cinta, tubuh manusia secara alamiah seolah-olah ingin menghapuskan perbedaan antara pria dan wanita, agar hubungan bisa bertahan.”(KOMPAS, Jumat, 04 Juni 2004, 14:07 WIB).
Jatuh cinta adalah sebuah rasa yang dimiliki seseorang ketika melihat seseorang lainnya (biasanya dari jenis kelamin yang lain) yang menarik perhatiannya. Apabila kedua orang ini cocok dan menjadi pasangan, maka rasa ini juga masih ada pada permulaanrelasi
Proses jatuh cinta!?!?
Dari stressor lalu kita ke reaksi,
Nah, lalu proses apa sih yang terjadi pada diri kita? Ternyata di dalam tubuh kita mengalami proses diproduksinya beberapa zat-zat tertentu yang sedikit membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Zat-zat tertentu ini dinamakan feromon.
Feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Sedangkan feromon yang diproduksi oleh hormon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh VMO (alat Bantu penciuman) di dalam hidung/indra pencium. Sinyal ini dihasilkan oleh jaringan kulit khusus yang terkonsentrasi di dalam lengan. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis.
Efeknya ialah membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin. Proses inilah yang disebut reaksi diri kita terhadap stressor.
Reaksi menimbulkan perubahan, dan pada saat kita jatuh cinta biasanya ada yang berubah dari diri kita. Perubahan (change) merupakan salah satu proses hidup yang berhubungan kuat dengan stres. Selain reaksi perubahan sistem di dalam tubuh kita, perubahan juga terjadi di luar tubuh kita seperti, perubahan pola makan, perbedaan detak jantung, pernafasan, hingga perubahan pola pikir atau mindset.
“It’s not stress that kills us,
it is our reaction to it”(Hans Selye)
Apa Hubungan Jatuh Cinta dengan Stres?
Ialah dimana kita merasakan adanya perubahan pada diri kita yang bisa mempengaruhi sistem di dalam atau di luar dari tubuh kita. Baik perubahan yang disadari ataupun perubahan yang tidak disadari, reaksi – reaksi yang muncul pada saat kita jatuh cinta termasuk juga atau hampir sama pada saat kita mengalami stres. Seperti:

• Respon otot: pada saat kita berekspresi (tersenyum, tertawa, sedih, bahagia, kaget dll.) otot – otot pada wajah kita bekerja dan bergerak sesuai dengan ekspresi apa yang kita rasakan. Pada saat kita jatuh cinta, ekspresi yang lebih sering digunakan ialah tersenyum dan bahagia.

• Respon jantung
Terasa pada saat kita merasakan degub jantung yang semkin kencang pada s aat kita bertemu atau bertatap muka dengan pasangan kita.


• Respon dari kulit
Kulit atau pori – pori merupakan salah satu media di mana feromon disebarkan. Selain itu kulit juga memproduksi cairan keringat. Terkadang kita merasa grogi dan nervous pada saat kita bertemu dengan calon pasangan kita. Perasaan ini menstimulasi hormon kelenjar keringat untuk memproduksi keringat.( Girdano, L A. 2005).

Selain perubahan biologis atau pada tubuh kita, terdapat perubahan pula pada pola makan dan pola istirahat. “hasil penelitian Helen Fisher dan kawan-kawan, ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamin akan merangsang bagian ventral tegmental dan caudate nucleus di otak menyala. Dalam dosis yang tepat, dopamin menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itulah sebabnya jatuh cinta dapat membuat makan tak enak, tidur tak nyenyak”.
Pada artikel yang sama, peneliti-peneliti lain menunjukkan bahwa gangguan kimiawi tubuh memang terbukti ketika seseorang jatuh cinta. Misalnya didapatkan bahwa kadar serotonin orang yang terobsesi dan kekasihnya 40 persen lebih rendah dari kadar serotonin orang normal.

Srotonin adalah hormon sangat penting dalam perkembangan otak. Kadar yang rendah hormon ini biasanya dihubungkan dengan perilaku agresif, impulsif dan tindak bunuh diri. (KOMPAS, Kamis, 17 Januari 2008 | 10:26 WIB ).Selain itu, stres juga menimbulkan kontrol emosi yang sulit dan juga menyebabkan diri kita kurang aware dengan lingkungan di sekitar kita. Kita menjadi kurang peka terhadap apa yang terjadi di sekitar kita, istilahnya sedang ‘berbunga -bunga’, perasaan yang timbul secara spontan ini tidak dapat kita hindari atau kita sanggah. Yaitu perasaan ada saat di mana kita selalu memikirkan, membayangkan, dan bahkan bercerita mengenai diri’nya’ kepada setiap orang yang kita temui. Lalu apa yang harus kita lakukan???
Maka, “jatuh cinta’s stres symptom” begitu saya menyebutnya. Sebaiknya jangan dihindari dan jangan terlalu dinikmati, tetapi di kelola dan dimanage dengan optimal dengan cara yang benar. Seperti halnya stres, kita harus berusaha untuk mengoptimalkan stres yang disebut coping strategy.
Banyak sekali cara untuk mengelola stres ini, hanya saja kita tidak mengetahui bagaimana cara yang benar, tepat, dan bermanfaat dalam pelaksanaannya. Yang paling sederhana ialah breathing and relaxation, cara ini sebaiknya digunakan dimana pada saat kita merasa pernafasan kita mengalami perubahan dikarenakan detak jantung yang mulai berdegub kencang ketika atau akan bertemu Si Dia. latihan dibagi menjadi tiga step:
  • Breathing down
    Tentukan posisi tubuh yang nyaman, Bernafas secara perlahan, tidak terburu – buru dan membayangkan sesuatu yang bersifat menenangkan, tahan nafas beberapa saat dan mengatakan pada diri sendiri biarkan diri ini tenang, dan secara perlahan keluarkan udara dari hidung.
  • Kontrol tempo breathing
    Tempatkan jarimu pada nadi di tangan, setelah itu bernafas secara perlahan, perhatikan dan rasakan denyut nadi di tangan. Setelah itu tentukan jumlah hitungan untuk tiap menarik nafas, menahan nafas, dan membuangnya.
  • Breath counting
    Lakukan seperti controlling tempo breathing ditambah kita berkata di dalam hati “tarik…buang…tarik…buang…tarik” begitu seterusnya, secara konstan. Lakukan sepuluh hitungan di setiap stepnya. Apabila dilakukan dengan benar, perasaan cemas dan degup jantung yang keras diharapkan akan kembali normal. Ketiga cara pernafasan ini sebaiknya dilakukan pada saat kita merasa kelelahan atau ingin menenangkan debar jantung yang kencang( Girdano, L A. 2005).
Selain latihan pernafasan, alternative lainnya ialah kita berolah raga. Kenapa? Dengan berolah raga kita dapat merasakan perubahan dari segi psikis dan fisik. Kita menjadi terlihat segar dan memancarkan enegi positif, sehingga kita menjadi nyaman atas diri kita sendiri, kita dapat mengontrol emosi dan perasaan kita.
Yang terpenting ialah kita harus berpikir positif akan diri kita (self-esteem yang tinggi) dan orang lain, termasuk Si Dia. Di mana pada saat kita berbicara, kita menatap matanya dan menggunakan bahasa yang tegas dan tidak terlihat membingungkan.
Dan cara yang terakhir ialah istirahat dan tetap menjaga pola makan sekaligus nutrisinya. Kita ketahui dari penjelasan di atas bahwa pada saat kita jatuh cinta, pola makan kita berubah, mungkin perubahan yang terjadi haruslah kita ikuti tetapi jangan kita terlarut di dalamnya. Dengan berpikir positif dan jernih, kita dapat memilah antara mana kebahagiaan yang bermanfaat atau merugikan. Dengan kita megenal apa itu stres, apa itu stressor atau sember stres, apa reaksi yang kita rasakan, dan bagaimana kita dapat merngoptimalkan stres dengan coping strategy yang kita ketahui sebelumnya. Sehingga stress yang dirasakan dapat kita kelola dan kendalikan sesuai dengan kadar atau kapasitasnya terhadap psikologis dan psikis kita.
Kesimpulan
Jatuh cinta dan stres memiliki hubungan. Jatuh cinta merupakan salah satu sumber stres dengan segala gejalanya (sisi positif dan negatifnya). Stres tidak untuk dihindari tetapi dikelola dan dioptimalkan dengan cara dan waktu yang tepat. Intinya, jatuh cinta itu menyenangkan apabila kita lebih mengenal arti, akibat, penjelasan, dan maksudnya. Selamat menikmati datangnya cinta.














Vira (nama samaran), seorang siswi SMU terkemuka di kota Jakarta, sudah seminggu ini mengalami perubahan sikap pada kesehariannya. Gadis periang ini berubah menjadi seorang gadis pendiam. Perubahan yang dialami Vira sangat dirasakan oleh teman-teman mainnya di sekolah. Ia yang selama ini dijuluki sebagai TOA (alat pengeras suara), sudah sepekan ini berubah layaknya putri yang sedang dipingit. Setiap kali ada teman yang mengajaknya bermain atau hanya sekedar bergurau, pasti ditanggapinya dengan dingin. Selalu saja ada alasan dari mulutnya untuk menghindar, dengan beralasan mau menyelesaikan PR-lah, hendak belajar untuk ulangan-lah atau selalu saja ada ide kreatif keluar dari Vira hanya untuk menghindar dari teman-temannya.
Hingga akhirnya, seorang guru bimbingan konseling sekolah memanggil Vira akibat perilaku yang ia lakukan mulai berpengaruh pada perolehan nilainya. Dari konseling yang dilakukan, terungkaplah akar penyebab perubahan perilaku Vira. Dengan terisak-isak ia mulai mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya beberapa hari belakangan. Veri (nama samaran), sang arjuna yang selama ini banyak mewarnai hari-harinya ternyata kepergok memiliki pujaan hati yang lain. Akibatnya, hubungan indah yang selama ini mereka jalani harus berakhir setelah Vira memutuskan untuk menyudahinya. Setelah kejadian itu, Vira merasa seperti kehilangan semangat hidupnya. Veri yang selama ini menjadi penyemangat hidupnya, ternyata sudah mengecewakannya. Guru bimbingan konseling Vira, akhirnya menyimpulkan bahwa Vira mengalami stres akibat patah hati. Peristiwa patah hati yang dialaminya itu sangat mengganggu kegiatannya sehari-hari, bahkan membuat prestasinya menjadi turun. Hal tersebut mungkin dikarenakan coping atau cara Vira dalam menghadapi masalahnya tersebut cenderung negatif (incompetent coping), sehingga dampaknya pun menjadi negatif.

Apa itu STRES ?
Stres adalah segala perasaan yang tidak menyenangkan (unpleasure feelings). Stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena adanya tekanan. Stres biasanya dikenal dengan istilah tekanan, pleasure, demand. Tekanan yang dirasakan oleh tiap individu tersebut berbeda-beda. Stres dibagi menjadi dua macam, yaitu : stres yang bersifat negatif yang dapat menganggu fungsi seseorang (distress), dan stres yang dapat berdampak positif untuk orang tersebut (eustress). Stres akan mencapai nilai optimum apabila antara tekanan atau pleasure dan coping atau cara untuk menghadapi tekanan tersebut seimbang.

Competent Coping = Relief
Broken Heart ? Stress
Noncompetent Coping = Dysfunction

Semua manusia pasti mengalami berbagai macam life events atau kejadian hidup. Life events itu sendiri sebenarnya bersifat netral. Tergantung dari bagaimana cara individu menginterpretasikan kejadian tersebut dan juga tergantung dari informasi-informasi apa saja yang individu miliki dari kejadian tersebut. Informasi-informasi tersebut nantinya akan mempengaruhi stresor jenis apa yang akan dirasakan oleh individu. Stresor tersebut dapat menjadi positif atau menjadi negatif. Apabila stresor tersebut cenderung positif, maka stres yang dialami individu tersebut dinamakan eustress. Hal tersebut dikarenakan stresor tersebut dapat berdampak positif bagi individu. Sedangkan apabila stresor tersebut cenderung negatif, maka stres yang dialami oleh individu tersebut yang dinamakan distress. Hal tersebut dikarenakan stressor tersebut dapat berdampak negatif bagi individu.
Life events dapat disebabkan oleh faktor individu atau interaksi dalam lingkungan. Kasus Vira tersebut menunjukkan bahwa kejadian yang sedang dihadapi dalam hidupnya (life event), disebabkan oleh faktor interaksi dalam lingkungan. Dalam hal ini Vira mengalami patah hati dengan pacarnya. Stres yang dialami Vira tergolong dalam distress. Hal tersebut dikarenakan, sejak Vira mengalami stres karena patah hati, semua yang dilakukannya maupun yang dihasilkannya negatif. Kejadian atau life events yang dialaminya tersebut kemudian diproses secara emosional oleh individu dan juga diinterpretasikan secara sadar. Interpretasi secara sadar tersebut dapat secara kognitif atau emosi.
Tahap selanjutnya, kejadian tersebut diinterpretasikan secara tidak sadar, biasa disebut dengan istilah subconcious appraisal. Hal tersebut terbentuk dalam diri kita secara tidak sadar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi subconcious appraisal, antara lain :
  • Hypothalamic atau Limbic Stimulation
    Berfungsi untuk mengatur reaksi emosi. Rangsangan dan sensitifikasi dari limbic system telah diimplikasikan pada berbagai macam gangguan. Seperti gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, reaksi posttraumatic, gangguan ketergantungan, dan withdrawal syndrome.
  • Feeling
    Bagaimana individu menginterpretasikan kejadian yang sedang menimpa dirinya secara emosional.
  • Memory
    Bagaimana individu menginterpretasikan kejadian yang dirasakannya. Biasanya dipengaruhi dari pengalaman yang pernah dirasakan oleh individu atau melihat pengalaman orang lain yang mengalami kejadian yang serupa.
  • Reactive Predisposition
Apabila dalam tahap ini informasi-informasi yang dimiliki terstimulasi, maka coping action mungkin dibutuhkan dalam tahap ini. Hasil dari tahapan ini adalah gerakan fisik dan emosional mempersiapkan tubuh untuk bereaksi. Sistem ini hanya untuk mempersiapkan badan dalam bereaksi dan reaksi mana yang akan digunakan nantinya, itu tergantung dari individu.


Tahap selanjutnya adalah voluntary pathway, dimana pada tahap ini adalah untuk mengkontrol persepsi, evaluasi dan pengambilan keputusan, merupakan tugas untuk voluntary action. Bagaimana individu menerima sebagian besar kejadian yang dimilikinya, tergantung dari konsep diri yang dimiliki individu, kekuatan ego yang dimilikinya, mood, temperament, bahkan faktor keturunan. Rangsangan emosi tersebut didasari oleh bagaimana pertahanan secara psikologis yang dialami dari pengalaman individu, khususnya pengalaman masa kecilnya. Hal tersebut membimbing rangasangan fisik, kemudian individu merasakan perlunya ada reaksi dari kejadian yang dialaminya.
Respon individu terhadap stimulus terdiri dari gabungan interpretasi secara sadar dan tidak sadar. Baik itu stimulus secara fisik, emosi, dan juga kognitif.

Terdapat beberapa macam respon, antara lain :
  • Immediate response
    Immediate response
    dapat menghasilkan neutral excitability, tekanan darah tinggi, bertambah tingginya kemungkinan sakit stroke, detak jantung semakin cepat, dll.
  • Delayed response
    Ingatan, pembelajaran dan kreativitas merespon untuk menghadapi stres. Selain itu meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh, meningkatkan kadar protein, lemak dan gula darah.
  • Chronic response
    Merusak kemampuan kognitif (cara berfikir), adanya kelelahan, depresi, penyakit tekanan darah tinggi dan jantung, serta menurunkan pembentukkan antibodi. Adanya ketegangan otot.

Cara kerja organ tergantung dari jenis coping yang digunakan oleh individu. Ada dua macam coping dalam menghadapi stres, antara lain : competent coping dan incompetent coping. Hasil dari competent coping dapat berupa masalah tersebut dapat terselesaikan, individu merasa lega atau puas, dan juga adanya diskripansi dengan masalah yang sedang dihadapi oleh individu. Sedangkan hasil dari incompetent coping adalah dysfunction, individu yang tidak dapat menghadapi masalahnya.

Terdapat berbagai macam sumber stres. Dalam kasus Vira, sumber stres yang dialami oleh Vira adalah adanya rasa kecewa kepada pacarnya, yang ternyata telah memiliki pujaan hati yang lain. Hal tersebut menjadi stresor bagi masalah yang sedang dihadapi oleh Vira.

Stres Psikososial
Stres psikososial adalah stres yang disebabkan karena adanya faktor luar, baik itu faktor lingkungan maupun faktor orang lain. Faktor-faktor luar tersebut dapat juga disebut dengan faktor-faktor eksternal. Terdapat lima masalah dalam stres psikososial, yaitu :
  1. Change (perubahan) Contoh : pindah rumah, ganti pacar, perubahan dalam teman kelompok.
  2. Frustrasi ? overcrowding, diskriminasi, birokrasi, faktor-faktor sosial ekonomi
    Contoh : antrian bayaran yang panjang (overcrowding), perbedaan perlakuan antar ras (diskriminasi), tidak lulus mata kuliah, batal ujian
  3. Overload ? urban, occupational, academic, domestic
    Contoh : tugas yang menumpuk.
  4. Boredom dan Loneliness
    Contoh : pisah dari keluarga, putus cinta atau patah hati, hidup sendiri di nagara lain.
  5. Dinamika hubungan antara ke empat masalah di atas.

Coping Strategies
Merupakan sebuah cara yang dapat membantu individu dalam mempertahankan cara beradaptasi secara psikososial pada saat menghadapi situasi stres. Hal tersebut menggabungkan usaha secara kognitif dan tingkah laku, untuk menekan atau mengeliminasi kondisi stres dan asosiasi emotional distress (Lazarus & Folkman, 1984; Moss & Schaefer, 1993). Coping strategies dapat juga disebut dengan cara untuk menghadapi masalah, cara untuk mengatasi masalah, cara untuk mengoptimalkan masalah yang sedang dihadapi, dll.
Dua macam General Coping Strategies, antara lain :
1. Problem-Focus
? Respon-respon pada saat adanya kejadian secara eksternal.
? Bertujuan untuk menyelesaikan masalah.
? Aktif untuk meringankan keadaan stres.
? Menghadapi masalah yang sedang dialami.

2. Emotion-Focus
? Respon-respon yang ditujukan untuk emosi yang dimiliki individu.
? Usaha-usaha untuk meregulisasi dampak emosional dari situasi stres.
? Cenderung untuk tidak menyelesaikan masalah.

Jika kita melihat kasus yang dialami oleh Vira, Vira cenderung menggunakan coping strategies secara emotion-focus. Hal tersebut dapat terlihat dari sikap Vira yang cenderung untuk tidak menyelesaikan masalah. Ia lebih suka untuk menyendiri, menjadi seorang gadis yang pemurung dan pendiam.

Selain itu, ada juga coping strategies yang lain, antara lain :
1. Active coping
Respon-respon psikologis atau tingkah laku yang bertujuan untuk mengubah sumber stres itu sendiri atau bagaimana memikirkan masalah tersebut.
2. Avoidant coping
Mengajak individu untuk beraktivitas (seperti, merokok dan meminum alkohol) atau menyendiri, yang dapat membuat individu menarik diri dari masalah yang sedang dihadapinya.




Ada dua macam sumber coping, antara lain :
? Sumber Eksternal ? uang, waktu, dukungan sosial, dan lain-lain.
? Sumber Internal ? energi, kekuatan fisik, karakteristik kepribadian, depresi, kecemasan, optimis, kekuatan ego, keyakinan diri, intelegensi, dan lain-lain.
Dapat disimpulkan bahwa life events sebenarnya bersifat netral, tergantung dari bagaimana cara individu menghadapi masalah yang dihadapinya tersebut dan juga informasi-informasi yang dimilikinya.
Dalam artikel yang ditulis oleh penulis, life events yang ada atau dibahas adalah patah hati. Patah hati adalah kejadian yang biasa dialami oleh individu yang menjalin hubungan dengan orang lain. Tidak semua kejadian patah hati dapat menyebabkan individu menjadi distres. Stres tersebut dapat berdampak positif dan juga berdampak negatif, tergantung dari bagaimana cara coping strategies yang digunakan oleh individu. Life events sebaiknya digunakan sebagai pengalaman hidup yang akan berguna bagi individu untuk di masa yang akan datang.

Dunia perkuliahan biasanya cukup identik dengan mahasiswa dan tugas-tugas kuliah. Tugas-tugas kuliah yang diberikan biasanya terdiri dari berbagai macam jenis, seperti membuat makalah, penelitian, presentasi, analisa kasus, dll. Bentuk dan cara pengerjaan tugas-tugas kuliah itu juga beragam yaitu dapat berupa tugas berkelompok atau tugas mandiri. Setiap tugas kuliah yang diberikan oleh setiap dosen memiliki tingkat kesulitan masing-masing. Seharusnya dengan semakin berkembangnya teknologi, mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Namun, pada kenyataannya, tidak sedikit mahasiswa yang pada akhirnya menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya sampai pada menit-menit terakhir waktu pengumpulan tugas. Di kalangan mahasiswa, mereka yang menyelesaikan tugas sampai pada detik-detik terakhir pengumpulan tugas ini dinamakan deadliners.
Dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, para deadliners ini berpacu dengan waktu dan berusaha secepat serta sekeras mungkin untuk menyelesaikan semua tugas-tugas kuliah yang ada sebelum terlambat. Mereka tentunya merasakan kecemasan yang semakin intens serta bagaimana perut mereka terasa tidak enak atau jantung yang berdebar-debar menjelang waktu pengumpulan tugas yang semakin mendekat sampai akhirnya mereka menyelesaikan tugasnya dan menjadi lega.
Secara umum stres dapat diartikan sebagai “…feeling that’s created when we react to particular events. It’s the body’s way of rising to a challenge and preparing to meet a tough situation with focus, strength, stamina, and heightened alertness” (http://www.kidshealth.org/teen/your_mind/emotions/stres.html). Artinya, stres itu sendiri merupakan reaksi seseorang terhadap situasi tertentu yang terjadi di sekitarnya.
Ada 2 pandangan yang digunakan untuk menjelaskan stres, eustres dan distres. Berdasarkan istilah yang digunakan oleh Selye (1974), distres yaitu “damaging or unpleasant stres… a state of anxiety, fear, worry, or agitation. The core of the psychological experience is negative, painful, something to be avoided”. Sedangkan menurut Hanson (1986), eustres merupakan stres yang mendatangkan kebaikan. Sesuatu hal / kondisi yang menimbulkan stres disebut sebagai stresor.
Reaksi stres
Para deadliners jelas terlihat mengalami stres (distres) dengan deadline tugas sebagai stresor-nya. Hal ini terlihat dari reaksi mereka terhadap stres menjelang waktu pengumpulan tugas tiba (deadline tugas). Biasanya, ciri khas yang terlihat adalah para deadliners akan terlihat sibuk berkonsentrasi dan ngebut untuk cepat-cepat menyelesaikan tugas kuliahnya. Semakin dekat waktu pengumpulan tugas, mereka akan merasa cemas, jantung semakin berdebar-debar dan berkeringat dingin. Hal ini disebabkan ketika kita memberikan respon terhadap stresor, hormon adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah dalam tubuh. Hormon ini membuat jantung kita berdetak lebih cepat, meningkatkan tekanan darah, ritme pernapasan dan metabolisme tubuh. Pembuluh darah terbuka lebar sehingga otot tubuh menjadi lebih tegang. Hati melepaskan glukosa untuk memberikan tenaga pada tubuh dan akhirnya keringat dihasilkan. Selain itu, reaksi gejala fisik yang timbul juga meliputi perasaan terburu-buru, cemas, perut tidak enak, sakit kepala, dan sejumlah reaksi fisik lainnya (http://www.kidshealth.org/teen/your_mind/emotions/stres.html).

Kecemasan yang dirasakan para deadliners juga dapat dikategorikan sebagai reaksi emosional terhadap stres yang dihadapi disamping reaksi-reaksi lainnya seperti ketidaksabaran, perasaan ingin menangis, kesulitan tidur, serta perubahan pola makan. Reaksi secara kognitif terhadap stresor dapat terlihat dari sulitnya para deadliners untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas, kurang dapat memperhatikan detail, kurang kreatif dan produktif, penglihatan kabur serta menjadi pelupa. Perilaku lain yang dapat terlihat oleh kita adalah perilaku para deadliners selama menyelesaikan tugas kuliah seperti cenderung ceroboh, tertawa dengan gugup, merokok, makan berlebihan atau makan terlalu sedikit, serta cenderung menjadi lebih agresif (http://holisticonline.com/stress/stress_home.htm).
Sumber stres
Tak jarang para deadliners juga begadang dengan ditemani kopi supaya mereka tidak mengantuk dan dapat terus menyelesaikan tugasnya sampai tengah malam atau pagi. Sebenarnya, begadang dapat menimbulkan stres karena ritme waktu tubuh berubah sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pada sistem di dalam tubuh. Seharusnya tubuh sudah beristirahat pada jam tertentu di waktu malam namun karena begadang, tubuh dipacu untuk terus ‘bangun’ dan menyelesaikan tugas kuliah. Jika stres ini terus berlanjut, maka sistem kekebalan tubuh para deadliners menurun dan mereka akan menjadi sakit (Wortman, et al, 1999).
Berdasarkan hasil penelitian dari para ahli di University of Chicago(http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/diabetes311207.htm), tidur tidak nyenyak selama tiga hari berturut-turut juga akan menurunkan toleransi tubuh terhadap glukosa, khususnya pada orang muda dan dewasa. Lebih lanjut dikatakan juga bahwa hal ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap diabetes.
Pola hidup begadang ini juga terkait dengan perubahan pola makan para deadliners. Ketika para deadliners begadang dan sibuk menyelesaikan tugas kuliah, secara tidak langsung makanan yang dikonsumsi tidak teratur jadwalnya. Para deadliners, misalnya, bisa makan lebih atau bahkan kurang dari 3 kali sehari atau ngemil di malam hari saat mengerjakan tugas. Jika seseorang makan tidak teratur maka akan mengganggu waktu proses metabolisme tubuh dalam mengolah, menyerap dan membuang zat sisa makanan.
Konsumsi kafein berlebihan, terutama pada kopi, juga dapat menjadi sumber stres. Seseorang yang mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang banyak (lebih dari 250 mg kafein per hari / setara dengan 3 cangkir kopi) akan mengalami kecemasan, diare, lekas marah, denyut jantung yang tidak beraturan dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Hal ini disebabkan karena kafein merupakan zat perangsang dan dapat meningkatkan pengeluaran asam lambung dan hormon tiroid yang dapat menimbulkan kegelisahan dan dapat menyebabkan ginjal bekerja lebih keras karena bertindak sebagai diuretik (menyebabkan sering buang air kecil). Kafein menghalangi penyerapan zat besi jika dikonsumsi dengan makanan atau dalam satu jam setelah makan (http://www.familys-doctor.com/mainisuee).
Coping strategies
Setelah mengetahui sumber-sumber stres-nya, apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi deadline tugas kuliah? Langkah pertama untuk mengatasinya adalah dengan mengatur / me-manage stres yang kita alami. Cara / strategi yang digunakan untuk me-manage stres biasa dikenal dengan istilah coping strategy. Coping strategy didefinisikan sebagai “stabilizing factor that can help individuals maintain psychosocial adaptation during stresful periods. It compasses cognitive and behavioral efforts to reduce or eliminate stresful conditions and associated emotional distres” (Lazarus and Folkman, 1984; Moss and Schaefer, 1993).

Menurut Zainun Mu’tadin, SPsi., MSi. (ww.e-psikologi.com), coping strategy merupakan “suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.”
Ada 2 bentuk coping yang dikenal, problem focused coping dan emotion focused coping (Wortman, et al, 1999). Problem focused coping adalah usaha mengatasi stres dengan cara melakukan tindakan langsung yang bersifat konstruktif terhadap situasi sumber stres itu (berhubungan dengan stres yang dapat dikontrol). Emotion focused coping adalah usaha untuk mengelola emosi yang terjadi karena situasi yang dihadapi (berhubungan dengan stres yang tidak dapat dikontrol). Bentuk yang satu sama baiknya dengan bentuk yang lain, hanya tergantung siapa, kapan dan pada situasi apa kedua bentuk coping itu digunakan.
Menurut definisi di atas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi deadline tugas kuliah. Salah satunya adalah mengatur waktu dengan baik (time management). Aturlah prioritas dan jadwal sehari-hari dengan baik. Dengan menentukan prioritas maka para deadliners memahami hal-hal penting apa saja yang akan dilakukan terlebih dahulu. Dengan mengatur jadwal, maka para deadliners dapat menyusun rencana dari jauh hari sebelum deadline pengumpulan tugas mengenai apa-apa saja yang harus dikerjakan sehingga tugas tidak dibiarkan menumpuk. Selain itu, dengan jadwal yang tersusun rapi maka para deadliners bisa mengatur waktu kapan mereka mengerjakan tugas dan kapan bersantai melakukan aktivitas lainnya. Cara lainnya yaitu berusaha untuk menjalani hidup dengan lebih rileks dan bahagia. Jika kita merasa rileks maka saraf-saraf tubuh kita akan ikut rileks dan santai.








Jumat, 21 Januari 2011

PeNgErTiAn DaN TuJuAn IlMu KeBiDaNaN


PENGERTIAN DAN TUJUAN ILMU KEBIDANAN

Pengertian Ilmu Kebidanan :
Ilmu Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa yang berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, dan bayi baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
http://4.bp.blogspot.com/_1nio8MTKoUE/TBTPig1bNPI/AAAAAAAAAgk/CB5AhHTT7hs/s320/SBY_Profil-Bidan-LBG.jpg

Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang yang berarti lainnya. Lang,1979.

Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan.
  1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
  2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain
  3. Menjaga privacy setiap individu
  4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
  5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya
  6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah
  7. Menghasilkan tindakan yg benar
  8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
  9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
  10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
  11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
  12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
  13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam organisasi profesi
  14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut kode etik profesi.
Hak Kewajiban Dan Tanggungjawab Seorang Bidan
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.
a.  Hak Pasien
     Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:
  1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
  2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
  3. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
  4. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
  5. Pasien berhak mendapatkan ;nformasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
  6. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan berlangsung.
  7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
  8. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
  9. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengatahuan dokter yang merawat.
  10. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
  11. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
  • Penyakit yang diderita
  • Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
  • Alternatif terapi lainnya
  • Prognosisnya
  • Perkiraan biaya pengobatan
    12. Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan
          dengan penyakit yang dideritanya.
    13. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan
          serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi yang jelas tentang
          penyakitnya.
    14. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
    15. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
          mengganggu pasien lainnya.
    16. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
    17. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
    18. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal¬praktek.

b. Kewaiiban Bidan
  1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
  2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
  3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
  4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga.
  5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
  6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
  7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
  8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan dilakukan.
  9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
  10. Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.
  11. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
Kesimpulan 
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan/kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan atau kebidanan

PeNgErTiAn sTaTiStIkA

Definisi Statistik

Ada 2 pendekatan untuk menganalisis informasi berdasarkan jenis informasi
yang diperoleh, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis
kuantitatif/analisis data kuantitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja hitungmenghitung
angka. Angka yang diolah disebut input dan hasilnya disebut output juga
berupa angka. Analisis kualitatif/analisis data kualitatif adalah analisis yang berbasis
pada kerja pengelompokan simbol-simbol selain angka. Simbol itu berupa kata, frase,
atau kalimat yang menunjukkan beberapa kategori. Input maupun output analisis data
kualitatif berupa simbol, dimana outputnya disebut deskripsi verbal.
Statistik adalah sebagai alat pengolah data angka. Stasistik dapat juga
diartikan sebagai metode/asas-asas guna mengerjakan/memanipulasi data kuantitatif
agar angka berbicara. Pendekatan dengan statistik sering digunakan metode statistik
yaitu metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis &
menginterpretasikan data statistik. Statistika dapat pula diartikan pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penganalisisan dan
penarikan kesimpulan berdasarkan data dan analisis. Jadi statistik adalah produk dari
kerja statistika.

Ada dua konsep dalam bahasa Inggris.Statistic: nilai yang dihitung dari sebuah
sampel (mean, median, modus, dsb). Statistics: metode ilmiah untuk pengumpulan
data atau kumpulan angka. Dalam bahasa Indonesia, statistik memiliki 3 pengertian
dimuka.
Kumpulan data = data
Nilai yang dihitung dari dari sebuah sampel = statistik sampel
Metode ilmiah guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan analisis data
= statistic

Perlunya Statistik dalam Pemecahan masalah
Masalah yg harus Proses
diselesaikan
Pengambilan keputusan
yg tepat & akurat untuk
menyelesaikan masalah
Informasi
- kuantitatif
- kualitatif
Analisis
Analisis
kualitatif
Analisis
Kuantitatif
= Statistik =


Skala pengukuran
Pengukuran adalah proses hal mana suatu angka atau simbol dilekatkan pada
karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan aturan/prosedur yang telah
ditetapkan (Imam Ghozali, 2005). Misal, orang dapat diganbarkan dari beberapa
karakteristik: umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan, dll. Ada 4
skala pengukuran.

1. Skala nominal
Skala nominal merupakan skala yang merupakan kategori atau kelompok dari suatu
subyek. Misal, variabel jenis kelamin responden dikelompokkan menjadi dua, L/P,
masing-masing diberi kode 1 dan 2. Angka ini hanya berfungsi sebagai label
kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan tidak memiliki arti apa pun. Lambanglambang
tersebut tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya,
sehingga pada variabel dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi
matematika standar: pengurangan, penjumlahan, perkalian, dll. Uji statistik yang
sesuai dengan skala nominal adalah uji yang mendasarkan pada jumlah seperti
modus dan distribusi frekuensi.

2. Skala ordinal
Skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran menunjukkan urutan
atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik yang dipelajari. Misal, kita
ingin mengetahui preferensi responden terhadap merek indomie goreng: merek
Sarimi, Indomie, Mie Sedap, Gaga Mie kemudian responden diminta untuk
melakukan ranking terhadap merek mie goreng dengan memberi angka 1 untuk
merek yang paling disukai, angka 2 untuk rangking kedua, dst. Rangkuman hasil
sbb:
Merek mie goreng Rangking
Indomie 1
Mie Sedap 2
Sarimi 3
Gaga Mie 4
Tabel ini menunjukkan bahwa merek Indomie lebih disukai daripada Mie Sedap,
merek Mie Sedap lebih disukai daripada Sarimi, dsb. Walaupun perbedaan angka
antara preferensi satu dengan lainnya sama, namun kita tidak dapat menentukan
besarnya nilai preferensi dari suatu merek terhadap merek lainnya. Uji statistik yang
sesuai adalah modus, median, distribusi frekuensi dan statistik non-parametrik
seperti rank order correlation.

3. Skala Interval
Skala pengukuran mempunyai sifat seperti skala ordinal (memiliki urutan tertentu),
ditambah satu sifat khas, yaitu adanya satuan skala (scale unit). Artinya, perbedaan
karakteristik antara obyek yang berpasangan dengan lambang bilangan satu dengan
lambang bilangan berikutnya selalu tetap. Jika dalam pengukuran preferensi
responden terhadap merek indomie goreng tersebut diasumsikan bahwa urutan
kategori menunjukkan preferensi yang sama, maka kita dapat mengatakan bahwa
perbedaan indomie goreng merek urutan ke 1 dengan 2 adalah sama dengan
perbedaan merek 2 dengan lainnya. Namun demikian, kita tidak bisa mengatakan

bahwa merek yang mendapat ranking 5 nilainya lima kali preferensi daripada merek
1. Uji statistik yang sesuai adalah semua uji statistik kecuali uji yang mendasarkan
pada rasio seperti koefisien variasi.

4. Skala rasio
Skala rasio adalah skala yang menghasilkan data dengan mutu yang paling tinggi.
Perbedaan skala rasio dengan skala interval terletak pada keberadaan nilai nol
(based value). Pada skala rasio, nilai nol bersifat mutlak, tidak seperti pada skala
interval. Data yang dihasilkan oleh skala rasio adalah data rasio. Tidak ada
pembatasan terhadap alat uji statistik yag sesuai.

Statistika parametrik dan statistika non-parametrik
Statistika parametrik adalah suatu uji yang modelnya menetapkan adanya syaratsyarat
tertentu (asumsi-asumsi) tentang variabel random atau populasi yang
merupakan sumber sampel penelitian. Sedangkan uji statistik yang tidak memerlukan
adanya syarat-syarat tersebut disebut statistika non-parametrik.
Statistika parametik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang berskala
interval dan rasio dengan dilandasi asumsi tertentu seperti normalitas. Statistika nonparametik
dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal dan
ordinal.

Tips untuk memilih alat uji statistik yang sesuai
Sejalan dengan perkembangan statistika dalam menguji hipotesis, diperlukan
landasan yang rasional untuk memilih diantara sekian macam uji statistik tersebut.
Beberapa pertanyaan dan diagram alir terlampir dapat digunakan untuk menetapkan
uji statistik yang sesuai.
1. Skala pengukuran apa yang terlibat dalam hipotesis?
2. Hipotesis apa yang akan diuji (perbedaan atau asosiasi)?
3. Jika yang akan diuji adalah hipotesis perbedaan, pengambilan sampelnya
independen atau berpasangan?
4. Ada berapa banyak pengukuran (populasi/variabelnya)?

Hipotesis
Hipotesis statistik didefinisikan sebagai pernyataan matematis tentang parameter
populasi yang akan diuji sejauhmana suatu data sampel mendukung kebenaran
hipotesis tersebut. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih harus diuji
kebenarannya. Ada dua rumusan hipotesis, yaitu: hipotesis null (H0) dan hipotesis
alternatif (H1). Tujuan pengujian hipotesis adalah “menolak H0”, jika hal ini berhasil,
maka peneliti akan mengatakan “... berhasil menolak hipotesis (H0) yang
mengatakan...”. Jika pengujian ini gagal, maka meneliti akan mengatakan “... gagal
menolak hipotesis (H0) yang mengatakan...”
Secara umum ada tiga bentuk hipotesis:
1. Hipotesis dua pihak (two tailed)
H0 : Φ = Φ0
H1 : ΦΦ0

Contoh: Ho : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA negeri se-DIY sama dengan swasta
H1 : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA negeri se-DIY berbeda dengan swasta
2. Hipotesis sepihak (kanan)
H0 : ΦΦ0
H1 : Φ > Φ0
Contoh: Ho : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA negeri se-DIY kurang dari sama
dengan 8,0
H1 : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA negeri se-DIY lebih dari 8,0
3. Hipotesis sepihak (kiri)
H0 : ΦΦ0
H1 : Φ < Φ0
Contoh: Ho : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA swasta se-DIY lebih dari sama dengan
8,0
H1 : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA swasta se-DIY kurang dari 8,0

Beberapa catatan:
1. Perumusan hipotesis harus didukung oleh landasan teoritis yang tepat sehingga
kebenaran hipotesis dapat dipertanggungjawabkan. Contoh korelasi antara
pendapatan dan pengeluaran harus ditentukan berdasarkan teori/substansi.
2. Dianjurkan peneliti berusaha memilih hipotesis sepihak karena menunjukkan
kedalaman pengetahuan peneliti terhadap permasalahan yang akan diselesaikan.
3. Hipotesis dua pihak hanyalah dipakai jika peneliti kurang yakin tentang nilai
parameter yang diharapkan.
4. Benar atau salahnya hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti kecuali
bila kita memeriksa seluruh populasi. Oleh karena itu kita mengambil sampel
random dari populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dikandung
sampel itu untuk memutuskan apakah hipotesis tersebut kemungkinan besar
benar atau salah. Bukti data dari sampel yang tidak konsisten dengan hipotesis
membawa kita pada penolakan hipotesis tersebut, demikian juga sebaliknya.
Perlu ditegaskan bahwa penerimaan suatu hipotesis statistik adalah merupakan akibat
dari ketidakcukupan bukti untuk menolaknya, dan tidak berimplikasi bahwa
hipotesis itu benar.
5. Secara umum, pengujian hipotesis dibedakan 2, pengujian hipotesis komparatif
dan asosiasi. Pengujian hipotesis komparasi berkaitan dengan pengujian
perbedaan (difference) mean antara dua kelompok atau lebih. Pengujian hipotesis
asosiasi berkaitan dengan menguji antara dua variabel.